SUBJECTIVE WELL BEING, PERILAKU AGRESIF DAN ATTRIBUTIONAL STYLE PADA REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

Vivianti Hanania, Garvin Garvin

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara subjective well-being, perilaku agresif dan attributional style. Partisipan dalam penelitian ini adalah 402 orang remaja (72,6% perempuan) berusia 13-19 tahun yang berasal dari keluarga broken home. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah PANAS, Aggression Quesstionnaire, dan The Attributional Style Questionnaire; ketiganya diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan diujicobakan terlebih dahulu. Hasil uji korelasi Spearman menemukan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara subjective well being dengan perilaku agresif (rs = 0,430), dan antara attributional style dengan perilaku agresif (rs = -0,111). Temuan ini selaras dengan temuan-temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa attributional style jenis optimism dan subjective well-being berhubungan negatif dengan perilaku agresif. Adapun penelitian ini mengonfirmasi bahwa keterkaitan tersebut tidak hanya muncul pada sampel remaja secara umum, tetapi secara spesifik juga muncul remaja yang mengalami broken home.


Keywords


attributional style, broken home, perilaku agresif, subjective well-being

Full Text:

PDF

References


Astuti, Y., & Anganthi, N.R.N. (2016). Subjective well-being pada remaja dari keluarga broken home. Jurnal Penelitian Humaniora, 17(2), h.161-175.

Amato, P. R., & Sobolewski, J. M. (2001). The effects of divorce and marital discord on adult children’s psychological well-being. Journal of American Sociological Review, 66(6), h.900- 921.

Aziz, M. (2015). Perilaku sosial anak remaja korban broken home dalam berbagai perspektif. Jurnal AlIjtimaiyyah, 1(1), h.30-50.

Bakhtiar, H. S. (2017). Pengertian perceraian dan dasar hukum perceraian. Yogyakarta: Kanisius.

Buchanan, G. M., & Seligman, M. E. P. (2009). Explanatory styles. NY: Routledge.

Chauddry, M. K., & Shabbir, F. (2018). Perceived inter-parental conflict and aggression among adolescents: Moderating role of optimism and pessimism. Journal of Psychiatry and Behavioral Sciences, 4: 1016.

Buss, A. H., & Perry, M. (1992). Personality processes and individual differences: the aggression questionnaire. Jurnal of Personality and Social Psychology, 63(2), h.452-459.

Detiknews. (2011, 20 Desember). Keluarga broken home dorong anak berbuat kejahatan. Diakses pada 2020, 4 Februari, dari https://news.detik.com/berita/d-1795462/keluarga-broken-home-dorong-anak-berbuat-kejahatan

Dodge, K. A. (2006). Translational science in action: Hostile attributional style and the development of aggressive behavior problems. Journal of Developmental Psychopathology, 18(3), h.791-814.

Forgeard, M., & Seligman, M. E. P. (2012). Seeing the glass half full: A review of the causes and consequence of optimism. Practiques Psychologiques, 18, h.107-120.

Hafiza, S., & Mawarpury, M. (2018). Pemaknaan kebahagiaan oleh remaja broken home. Jurnal Ilmiah Psikologi, 5 (1), h.59-66.

Hidayat, K. (2013). Psikologi kebahagiaan: Merawat bahagia tiada akhir. Bandung: Noura books.

Kaur, H. (2018). An investigation of a relationship between aggression and wellbeing among adolescents. Asian Review of Social Sciences, 7(3), h.86-93.

Kilicarslan, S., & Liman, B. (2020). Examining the Relationship between happiness and aggression among adolescents. International Online Journal of Educational Sciences, 12(5), h.244-262.

Maryanti & Rosmiani. (2007). Keluarga bercerai dan intensitas interaksi anak terhadap orang tuanya. Jurnal Harmoni Sosial, 1(2), h.60-68.

Mulawarman, W. G., & Rokhmansyah, A. (2019). Ketahanan keluarga: Studi kasus di kelurahan masjid kota Samarinda. Yogyakarta: Istana Agency.

Peterson, C., Semmel, A., Baeyer, C. V., Abramson, L. Y., Metalsky, G. I., & Seligman, M. E. P. (1982). The attributional styles questionnaire. Cognitive Therapy and Research, 6(3), h. 287-300.

Pratama, R., Syahniar, & Karneli, Y. (2016). Perilaku agresif siswa dari keluarga broken home. Jurnal Konselor, 5(4), h.238-246.

Rosyidin, I. (2016). Pengaruh subjective well-being terhadap agresivitas pada pengemudi ojek pangkalan. Jurnal Pendidikan, 1(2), h.1-5.

Upali, P. (2017). Impact of family on children’s wellbeing. Journal of Sociology and Social Work, 5(1), h. 149-158.

Watson, D., Clark, L. A., & Tellegen, A. (1988). Development and validation of brief measures of positive and negative affect: The PANAS scale. Journal of Personality and Social Psychology, 54(6), h.1063-1070.

Yusuf, Y. (2019, 13 Maret). KPAI catat 11.116 anak tersangkut tindak kriminalitas. Diakses pada 2020, 4 Februari, dari https://metro.sindonews.com/berita/1386477/170/kpai-catat-11116-anak-tersangkut-tindak-kriminalitas

Zhang, J., Miao, D., Sun, Y., Xiao, R., Ren, L., Xiao, W., & Peng, J. (2014). The impacts of attributional styles and dispositional optimism on subject well-being: A structural equation modelling analysis. Journal of Spinger Science, 119, h.757-769.




DOI: http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v1i15.3236

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License