Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna di dalam komik Phoenix atau Hi no Tori melalui perspektif dari tokoh bernama Gao atau Saruta. Komik Phoenix atau Hi no Tori adalah karya yang diciptakan oleh Osamu Tezuka sebanyak 12 jilid yang tidak tamat dikarenakan wafatnya sang pengarang. Di dalam komik, Phoenix adalah makhluk abadi yang dipercaya dapat memberikan keabadian bagi yang meminum darahnya dan dipercaya sebagai solusi atas kekacauan zaman. Setiap jilidnya  cerita dalam komik Phoenix memiliki alur cerita, latar belakang dan tokoh yang berbeda, namun tokoh Saruta selalu muncul kembali. Keberadaan tokoh Saruta di dalam komik dianalisis dengan pendekatan  semiotika Roland Barthes, struktur cerita 3 babak Syd Field dan teknik star system yang digunakan oleh Osamu Tezuka. Melalui penelitian ini tokoh Gao atau Saruta memiliki makna konotasi sebagai manusia yang melampaui batasan zaman dan tidak tergantung kepada solusi absolut (Phoenix) yang dipercaya pada zaman dimana karakter tersebut hidup. Konsep manusia yang melampaui sejalan dengan pemikiran seorang filsuf yaitu Nietzche.

Bertens, K. (2018). Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: PT Kanisius.

Field, Syd. (2005). Screenplay The Foundations of Screenwriting. New York: Bantam Dell.

Foucault, Michel. (1966). The Order of Things: An Archeology of The Human Sciences. Diterjemahkan oleh Tavistock Publishing. London: Routledge.

Foucault, Michel. (1980). Power/Knowledge Selected Interviews and Other Writings 1972-1977. New York: Pantheon Books.

Foucault, Michel. (1988). Madness and Civilization, A History of Insanity In Age of Reason. Diterjemahkan oleh Yudi Santoso. Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Foucault, Michel. (1990). The History of Sexuality: An Introduction (Vols. 1). New York: Vintage Books.

Godart, G., Clinton. (2013). Tezuka Osamu’s Circle of Life: Vitalism, Evolution, and Buddhism. In Lunning. Frenchy.(Eds.), Mechademia, 8, 34-48. https://doi.org/10.5749/mech.8.2013.0034.

Graham, Patricia J. (2008). Faith and Power in Japanese Buddhist Art, 1600-2005. Canada: University of Hawaii Press.

Gumira, Seno. (2021). Hamlet dalam Komik: Enam Kasus Intermediasi. Jurnal Seni Nasional Cikini, 7(2), 65 - 96. https://doi.org/10.52969/jsnc.v7i2.

Hardiman, F., Budi. (2019). Pemikiran Modern Dari Machiavelli Sampai Nietzsche. Daerah Istimewa Yogyakarta: PT Kanisius.

Hoed, Benny. H. (2014). Semiotik & Dinamika Sosial Budaya Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, Julia Kristeva, Jacques Derrida, Charles Sanders Peirce, Marcel Danesi dan Paul Perron, dll. Depok: Komunitas Bambu.

Levinas, Emmanuel. (1961). Totality and Infinity : An Essay on Exteriority. Diterjemahkan oleh Alphonso Lingis. Pittsburgh: Duquesne University Press.

Macwilliams, Mark W. (Eds.). (2008). Japanese Visual Culture Explorations in the World of Manga and Anime. New York: M.E. Sharpe, Inc.

Marhumah. (2012). Konstruksi Gender, Hegemoni Kekuasaan, dan Lembaga Pendidikan. KARSA, 19(2),168-182. https://doi.org/10.19105/karsa.v19i2.64.

Mason, R., H., P., & Caiger, J., G. (1997). A History of Japan Revised Edition. Tokyo: Tuttle Publishing.

Power, Natsu Onoda. (2009). God of Comics: Osamu Tezuka and the Creation of Post-World War II Manga. USA: University Press of Mississippi.

Sugiharto, Bambang. (2018). Untuk Apa Seni?. Bandung: Pustaka Matahari.

Tjaya, Thomas Hidya. (2019). Emmanuel Levinas: Enigma Wajah Orang lain. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Wibowo, A., Setyo. (2017). Gaya Filsafat Nietzsche. Daerah Istimewa Yogyakarta: PT Kanisius

http://www.aisf.or.jp/~jaanus/deta/o/onigawara.htm

https://TezukaOsamu.net/jp/

https://mangapark.net/comic/13621/Phoenix