Tulisan ini dilatarbelakangi oleh booming film-film religi Islami di akhir tahun 2000an yang disebut oleh produser dan didukung banyak figur penting di Indonesia membawa misi untuk memperbaiki citra Islam yang memburuk pasca tragedi 9/11. Di mata dunia barat, Islam identik dengan terorisme, juga sikap dan perilaku intoleransi lewat kekerasan. Untuk itu, film-film Islam yang diproduksi dan berhasil menjadi box office menjadi sarana melawan stigma tersebut, dengan memberikan wajah Islam yang berbeda dengan narasi global yang didominasi oleh Barat. Dengan melakukan analisis pada empat film Indonesia yang mengklaim membawa misi tersebut, yaitu 99 Cahaya Di Langit Eropa 1&2 dan Bulan Terbelah di Langit Amerika 1&2, tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana strategi keempat film tersebut dalam melakukan counter atas narasi barat tentang Islam. Lewat pendekatan poskolonial, penulis menemukan bahwa film-film yang menjadi objek analisis, dalam menjalankan misinya justru terjebak dalam oposisi biner antara Islam dan Barat. Jika Barat selama ini mendominasi narasi tentang Islam, maka keempat film berupaya membalik oposisi biner tersebut. Namun, alih-alih memberikan narasi alternatif, keempat film tersebut justru melanggengkan dominasi dan superioritas Barat.

Hubungan Amerika dan Dunia Islam. (2018). Republica.Co.Id.

Aguayo, M. (2009). Represenations of Muslim Bodies in The Kingdom: Deconstructing Discourses in Hollywood. Global Media Journal, 2(2), 41–56.

Allifiansyah, S. (2017). Menyaksikan Masa Lalu Melalui Biopic Film Dalam Kajian Historiografi Visual. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 3(01), 54–62. https://doi.org/10.30813/bricolage.v3i01.846

Anwar, I. C. (2021). Perkembangan Islam Dunia Benua Amerika dan Pengaruh Muslim di AS. Tirto. Id.

Ashcroft, B., Griffiths, G., & Tiffin, H. (2000). Post-Colonial Studies: The Key Concepts (Second Edi). Routledge.

Barnhizer, D. R. (2011). Reverse Colonization: Islam, Honor Cultures and the Confrontation between Divine and Quasi-Secular Natural Law. In SSRN Electronic Journal (No. 07–142). https://doi.org/10.2139/ssrn.980687

Bhabha, H. K. (2012). The location of culture. In The Location of Culture. Taylor and Francis.

Chusna, I. (2016). Stereotip Dunia Ketiga dalam Film Bride and Prejudice. Buletin Al-Turas, 22(1), 65–87. https://doi.org/10.15408/bat.v22i1.3013

Darmawan, H. (2014). 99 Cahaya di Langit Eropa 1 & 2: Imajinasi Islam dalam Nalar Kekalahan. Filmindonesia.or.Id.

EDDARIF, H. (2016). Beauty and the (B) East: A Postcolonial Reading of Disneys Arab Woman. International Journal of New Technology and Research, 2(6), 263485.

Fanon, F. (2017). Black Skin, White Mask. Pluto Press,.

Frey, L., Botan, C., & Kreps, G. (1999). Investigating Communication: An Introduction To Research Methods. Allyn & Bacon.

Goethals, G. R., & Allison, S. T. (2012). Making Heroes: The Construction of Courage, Competence, and Virtue. In J. M. Olson & M. P. Zanna (Eds.), Advances in Experimental Social Psychology Vol. 46 (pp. 183–235). Elsevier.

Hadi, A. (2021). Perkembangan Islam Dunia Benua Eropa: dari Spanyol hingga Prancis. Tirto.Id. https://tirto.id/perkembangan-islam-dunia-benua-eropa-dari-spanyol-hingga-prancis-ga6F

Heeren van, K. (2012). Contemporary Indonesian Film; Spirits of Reform and ghosts from the past. In Contemporary Indonesian Film; Spirits of Reform and ghosts from the past. KITLV Press. https://doi.org/10.26530/oapen_420331

Heryanto, A. (2014). Identity and pleasure: The politics of Indonesian screen culture. In Identity and Pleasure: The Politics of Indonesian Screen Culture. NUS Press Pte Ltd. https://doi.org/10.1355/sj31-1k

Ibbi, A. A. (2014). Hollywood, The American Image And The Global Film Industry. CINEJ Cinema Journal, 3(1), 93–106. https://doi.org/10.5195/cinej.2013.81

Imanda, T. (2011). Independent versus mainstream islamic cinema in Indonesia : Religion using the market or vice versa? In T. Baumgärtel (Ed.), Southeast Asian Independent Cinema (pp. 89–104). Hong Kong University Press.

Kumar, S. (2014). Media, Communication, and Postcolonial Theory. In R. S. Fortner & P. M. Fackler (Eds.), The Handbook of Media and Mass Communication Theory Volume 1 (pp. 380–399). Wiley Blackwell.

Kumar, Sangeet, & Parameswaran, R. (2018). Charting an Itinerary for Postcolonial Communication and Media Studies. Journal of Communication, 68(2), 347–358. https://doi.org/10.1093/joc/jqx025

Kusuma, V. (2008). How Cinema Is Used To Create Muslim Identity. Jakarta Post.

Louai, E. H. (2012). Retracing the concept of the subaltern from Gramsci to Spivak: Historical Developments and New Applications. African Journal of History and Culture, 4(1), 4–8. https://doi.org/10.5897/AJHC11.020

Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol. MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1), 7–18. https://doi.org/10.30743/mkd.v3i1.886

Oumlil, K. (2012). Arabs and Muslims in Hollywood: Breaking Down the Siege. Understanding Violence, 15–23.

Sasono, E. (2013). Islamic-themed Films in Contemporary Indonesia: Commodified Religion or Islamization? Asian Cinema, 21(2), 48–68. https://doi.org/10.1386/ac.21.2.48_1

Setiawan, I. (2013). Membuka Layar Impian: Budaya Poskolonial Dalam Film Indonesia Era 2000-an. Universitas Gajah Mada.

Shaheen, J. (2003). Reel Bad Arabs: How Hollywood Vilifies a People. The Annals of the American Academy of Political and Social Science, 588, 171–193.

Smith, S. M., McIntosh, W. D., & Bazzini, D. G. (1999). Are the beautiful good in Hollywood? An investigation of the beauty-and-goodness stereotype on film. Basic and Applied Social Psychology, 21(1), 69–80. https://doi.org/10.1207/s15324834basp2101_7

Soekarba, S. R. (2020). Transformasi Makna Ruang dan Tempat pada Hagia Sofia, Istanbul, Turki. Meis, 7(1), 113. https://doi.org/https://doi.org/10.7454/meis.v7i1.108

Sokowati, M. E. (2015). ‘Islam’ As New Genre. http://eprints.usm.my/id/eprint/32050

Tallapessy, A., Wahyuningsih, I., & Anjasari, R. A. (2020). Postcolonial Discourse in Coogler’s Black Panther: A Multimodal Critical Discourse Analysis. Jurnal Humaniora, 32(1), 75. https://doi.org/10.22146/jh.47234