KONSTRUKSI KORBAN DALAM FILM DOKUMENTER SEXY KILLERS

Chelsy Yesicha, Ratna Noviani

Abstract


Reformasi memberikan ruang demokrasi yang ditandai dengan kebebasan pers hal ini mendorong lahirnya film-film documenter di Indonesia. Wacthdoc sengaja dirilis Sexy Killer pada masa tenang pemilihan umum dengan tujuan menginterupsi perdebatan para pendukung kedua calon yang sudah keluar dari inti permasalahan politik saat itu. Diangkat dari realitas kebutuhan pasokan listrik yang menjadi tuntutan bagi pembangunan dan masyarakat manapun. Sesuai dengan karakternya sebagai documenter, korban dihadirkan sebagai narasumber yang berperan langsung dalam fokus peristiwa. Lebih dari 22 korban yang memberikan pernyataan dalam film tersebut sehingga muncul asumsi korban menjadi sumber komoditas dari media untuk mendapatkan keuntungan politis atas nama human interest. Analisis naratif Chatman dengan membagi naratif kedua bagian yaitu story dan discourse yang bertujuan menganalisis konstruksi naratif dan visual korban dalam Sexy Killers. Muncul makna Sexy Killers yang mengandung arti pembunuhan secara perlahan tanpa sadari. Komodifikasi ideal victim antara korban laki-laki sebagai sosok yang tabah dan tetap berjuang sebagai kepala keluarga yang memberikan nafkah, korban perempuan lebih emosional sekaligus menjadi pendukung dari penderitaan oleh kaum laki-laki sedangkan anak-anak dikonstruksikan sebagai korban yang tidak tau apa-apa dengan realitas yang ada. Hyperealitas dimunculkan dari repetisi angle kamera dan naratif membahayakan korban selaku kaum yang tidak berdaya dengan ketidakpastian nasib. Ancaman akan kerugian, kerusakan lingkungan, kesehatan hingga keselamatan disimulasi berdasarkan fakta visual dan naratif yang disampaikan, korban kehilangan hak mereka tanpa adanya kepedulian dari pemerintah dan pihak perusahaan.

Keywords


Commodification, Narative, Documentary, Chatman

References


Aufderheide, P. (2013). Documentary Film. In Documentary Film. https://doi.org/10.1093/actrade/9780195182705.001.0001

Baudrillard, Jean, 2006, The Precession Of Simulacra, Media And Cultural Studies Keywoks, Blackwell Publishing

Fachruddin, Andi, 2017, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter dan Teknik Editing. PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Fitria, H. (2016). Hiperrealitas Dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik Di Senopati Pada Masyarakat Perkotaan). Informasi, 45(2), 87. https://doi.org/10.21831/informasi.v45i2.7985

Journal, Y., & Banner, S. (2013). Commodification and the Media. 18(3).

Moeleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noviani, Ratna, 2010, Bencana Dalam Narasi: Kajian Naratif Berita tentang Erupsi Merapi 2010 Dalam Program Breaking News di MetroTv. Merapi Dalam Kajian Multidisiplin: Sumbangan Pemikiran Sekolah Pascasarjana UGM bagi Korban Erupsi Merapi 2010, UGM Press

Sumber online:

https://kbbi.web.id/korban

https://www.youtube.com/watch?v=qlB7vg4I-To

Ramai- Ramai Membunuh “Sexy Killers”, editorial Redaksi Sorge, 17 April 2019 https://www.sorgemagz.com/ramairamai-membunuh-sexy-killers/

Jenis Film (Dokumenter, Fiksi, Eksperimental) I Wayan Widharma http://csinema.com/3-jenis-film/

Dikritik Sexy Killer, Presdir Adaro: Indonesia Masih Butuh PLTU https://tirto.id/dikritik-sexy-killer-presdir-adaro-indonesia-masih-butuh-pltu-dm74




DOI: http://dx.doi.org/10.30813/bricolage.v7i2.2171

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Accredited by:

          

 

Indexed by:

  

        

UNIVERSITAS BUNDA MULIA PRESS

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
Lantai 3 Ruang Pascasarjana - Universitas Bunda Mulia
Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol – Jakarta Utara 14430, Indonesia
Telp: +62 21 692 9090 ext.1317
Email: bricolage@ubm.ac.id; bricolage.mikom@gmail.com

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats