HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA ASPEK RAS (Analisis Kritis pada Kasus Indonesia – TiongHoa)

Siti Maryam Ibrahim, Aa Bambang

Abstract


Abstract

This writing aimed for describing cultural diversity in Indonesia where there is too much obstacle to deal with on the cross-cultural communications of domain. This writing tended to look for the obstacle happened between both Indonesia and Tionghoa on the framework of Cross-cultural Communications within the ethnics. Research methods used here is article analyzing based on documentation. The article shown on Kompas, Sunday, November 4th 2007 namely “ Claudine Salmon Menguak Sejarah Tionghoa”. The result of analysis would prove that Indonesian ethnocentrism is still in the state of persistent, thus Indonesian tends to feel better yet best of all. The most prominent factor on Cross-cultural communications among Indonesian and Chinese is that there is those much prejudice. This thing is able to be seen of the behaviour towards chinese, for some instances are they could not be civil servants or even indonesian army. Then it comes to an end of this research. The end of this research is Indonesian do consider that chinese have got much diversity within them to be particular within values and beliefs they usually do embrace, so that it emerges the obstacles in communicating well at the very context of personal, group, organization, or mass communications.

 

(Latar belakang tulisan ini adalah keberagaman budaya di Indonesia yang sangat luas sehingga menimbulkan berbagai hambatan yang seringkali dijumpai dalam Komunikasi antar Budaya. Tujuan penulisan ingin melihat sejauhmana hambatan yang terjadi antara Indonesia dengan Tionghoa dalam kerangka Komunikasi Antar Budaya dalam aspek Ras. Metodologi penulisan menggunakan studi Dokumentasi dengan menganalisis artikel yang terdapat di Surat kabar Kompas Minggu 4 November 2007 pada hal 12 dengan judul ” Claudine Salmon Menguak Sejarah Indonesia Tionghoa”. Hasil analisis menunjukan bahwa etnocentrisme orang-orang Indonesia masih sangat kuat, sehingga orang-orang Indonesia ini cenderung merasa yang paling baik dan paling benar, Faktor yang paling menonjol dalam komunikasi antar budaya antara orang Indonesia dengan orang Tionghoa ini adalah adanya prasangka yang berlebihan. Hal ini  bisa dilihat dari sikap orang Indonesia yang tidak adil terhadap orang tionghoa, misalnya tidak bisa menjadi PNS atau TNI. Kesimpulan dari analisis artikel tersebut adalah orang-orang Indonesia menganggap bahwa orang tionghoa ini mempunyai banyak perbedaan terutama dalam hal nilai-nilai dan kepercayaan yang mereka anut, sehingga memunculkan hambatan dalam berkomunikasi baik dalam konteks antar pribadi, kelompok, organisasi atau komunikasi massa.)

 

Key Words : Komunikasi Antar Budaya, Aspek Ras, Indonesia-Tionghoa


Full Text:

Untitled


DOI: http://dx.doi.org/10.30813/bricolage.v1i02.1629

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Accredited by:

          

 

Indexed by:

  

        

UNIVERSITAS BUNDA MULIA PRESS

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
Lantai 3 Ruang Pascasarjana - Universitas Bunda Mulia
Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol – Jakarta Utara 14430, Indonesia
Telp: +62 21 692 9090 ext.1317
Email: bricolage@ubm.ac.id; bricolage.mikom@gmail.com

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats