PEMAKNAAN SIMBOL REOG PONOROGO DALAM TRADISI JAWA: SEBUAH KAJIAN KRITIS

Dhika Yuan Yurisma, Muhammad Bahruddin

Abstract


ABSTRACT

This research attempts to dismantle the meaning in the Ponogogo Reog symbol by using Javanese tradition studies, both in asthabrata teachings and Javanese cosmogony: keblat papat kelimo pancer. This research is important because not many people understand the meaning contained in the Reog symbols. On the other hand, the Reog symbols are now being reduced by the interests of commercialism so as to eliminate the valuable values in them. This can be seen in the use of Reog symbols which are used as a citybranding media in the city of Ponorogo and performances that come out of the standards Reog tradition. Reog's art has turned into a commodity that is traded to the market. This study uses qualitative methods using a critical paradigm. A paradigm that assesses social reality is not a neutral reality, but is deliberately shaped by and for political, economic, and social interests that are dominated by dominant groups in society by collecting data through observation and in-depth interviews with experts in the field of Javanese culture, specifically about Reog to obtain the meaning of the Reog Ponorogo symbol from Javanese tradition. The results of this study describe the meaning in the Reog symbol and see the development of traditional Javanese art is reduced by market interests. The symbols in Reog Ponorogo have meanings related to lust that exists in humans. Symbolization in Reog's art forms valuable meanings and values in society. in general, Reog Ponorogo is a show that can provide guidance in living life for those who see it or understand it deeply. Reog is no longer an art and culture that requires special rituals in every performance but is commodified into a commercial merchandise. At this stage, Reog's products are adjusted to market demands with market standards as well. Products related to Reog are then mass-produced and even made replicas that resemble Reog. Keywords: Reog, Ponorogo, Symbols, Meanings, Cultural Values, Commodities


ABSTRAK

Penelitian ini berusaha membongkar makna dalam simbol Reog Ponorogo dengan menggunakan kajian tradisi Jawa, baik dalam ajaran asthabrata maupun kosmogoni Jawa: keblat papat kelimo pancer.Penelitian in penting karena tidak banyak masyarakat memahami makna yang terkandung dalam simbol-simbol Reog. Di sisi lain, simbol-simbol Reog saat ini mulai direduksi oleh kepentingan komersialisme sehingga menghilangkan nilainilai adiluhung di dalamnya.Hal ini tampak dalam penggunaan simbol-simbol Reog yang digunakan sebagai media citybranding kota Ponorogo maupun pertunjukan-pertunjukan yang keluar dari pakem-pakem tradisi Reog. Seni Reog berubah menjadi sebuah komoditas yang diperdagangkan ke pasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Sebuah paradigma yang menilai realitas sosial bukan sebagai sebuah realitas yang netral, melainkan sengaja dibentuk oleh dan untuk kepentingan politik, ekonomi, dan sosial yang dikuasai oleh kelompok-kelompok yang dominan dalam masyarakat dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam kepada ahli bidang kebudayaan Jawa, khususnya tentang Reog untuk memperoleh makna-makna simbol Reog Ponorogo dari tradisi Jawa. Hasil dari penelitian ini mendiskripsikan makna dalam simbol Reog sekaligus melihat perkembangan seni tradisional Jawa ini tereduksi oleh kepentingan pasar. Simbol-simbol dalam Reog Ponorogo memiliki makna terkait dengan nafsu yang ada dalam diri manusia. Simbolisasi dalam kesenian Reog membentuk makna-makna dan nilai-nilai adiluhung di masyarakat. secara umum, Reog Ponorogo merupakan sebuah pertunjukan yang bisa memberikan tuntunan dalam menjalani kehidupan bagi yang melihatnya atau mengerti secara mendalam. Reog bukan lagi sebuah seni budaya yang memerlukan ritual khusus dalam setiap pertunjukan melainkan dikomodifikasi menjadi sebuah barang dagangan yang dikomersialkan. Pada tahapan ini, produk Reog disesuaikan dengan permintaan pasar dengan standar-standar pasar pula. Produk-produk yang berkaitan dengan Reog kemudian diproduksi secara massal bahkan dibuat replika-replika yang menyerupai Reog. Kata Kunci: Reog, Ponorogo, Simbol, Makna, Nilai Budaya, Komoditas

Keywords


Reog; Ponorogo; Symbols; Meanings; Cultural Values; Commodities

References


Adekola, G and Egbo, N. C. (2016). Traditions and Customs in Community Development : The Case of Nkanu West and Nkanu East Local Government Areas of Enugu. Journal of Education and Practice, 7(18), 120–127.

Arisyanto, P., Untari, M. F. A., & Sundari, R. S. (2019). Struktur Pertunjukan dan Interaksi Simbolik Barongan Kusumojoyo di Demak. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya. https://doi.org/10.24114/gondang.v3i2.13 921

Bahruddin, Muh, Yurisma, D. Y. (2017). Adaptation Film-Based, Sequel, Prequel, and Reborn: Between Creativity and Market Domination. Proceeding The 3nd International Indonesia Forum for Asian Studies, 939–948. http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/ 2185/

Baxter, Leslie A. & Babbie, E. (2018). The Basic of Communication Research. In Journal of Chemical Information and Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415 324.004 Bourdieu, P. (1991). On Symbolic Power. Language and Symbolic Power.

Cassirer, E. (1987). Manusia Dan Kebudayaan, Sebuah Essei Tentang Manusia (terjemahan Alsis A Nugroho (ed.)). Gramedia.

Caturwati, E. (2007). Tari Di Latar Sunda. STSI Press. Dharsono, S. K. (2006). 829-2473-1-PB.pdf. Ornamen Jurnal Kriya Seni ISI Surakarta, Vol 3, No 1, 3. https://jurnal.isiska.ac.id/index.php/ornamen/article/view /829/825 Dharsono, S. K. (2007). Budaya nusantara : kajian konsep mandala dan konsep tri loka terhadap pohon hayat pada batik klasik. Rekayasa Sains. Hutapea, E. (2016). Identifikasi Diri Melalui Simbol-Simbol Komunikasi (Studi Interaksionisme Simbolik Komunitas Pemakai Narkoba di DKI Jakarta. Jurnal Bricolage, 2(1), 1–14. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30813/ bricolage.v2i01.825

Langer, K. S. (1976). Philosophy in a New Key A Study in the Symbolism of Reason, Rite, and Art. Harvard : University Press.

Lin, Li-Min, Tain-Dow, L. (2014). Symbolic Economy and Creative Management: Cultural and Creative Industries Urging for New Approaches. ENCATC Journal of Cultural Management and Policy, 4(1), 57–67. https://www.encatc.org/media/394encatc-journal-vol-4-issue-1.pdf

Lynch, K. (1960). The city image and its elements. The Image of the City. https://doi.org/10.1525/sp.1960.8.3.03a0 0190 Milawaty. (2019). Watu Semar: Sebuah Refleksi Pemikiran Dan Budaya Lokal Masyarakat Sambongrejo, Bojonegoro. Jurnal Masyarakat & Budaya, 21(3), 371–382. https://doi.org/ttp://dx.doi.org/10.14203/j mb.v21i3.777

Munawirsazali, M. (2019). SEKENEM DAN SEKEPAT Perlindungan terhadap Perempuan dalam Tradisi Budaya Masyarakat Terpencil di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan. https://doi.org/10.14710/sabda.14.1.1-13

Neuman, W. L. (2011). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. In Pearson Education. Rahmanto, B. (1992). Simbolisme Dalam Seni. BASIS, Jawanisasi Kebudayaan Indonesia, 3.

Strinati, D. (2007). Popular Culture: Pengantar Menuju Budaya Populer. Jejak. Sumardjo, J. (2003). Arkeologi budya Indonesia : pelacakan hermeneutishistoris terhadap artefakartefak kebudayaan. Qalam.

Sumiati, S., & Girsang, L. R. (2018). KONSTRUKSI PESAN TARI

„KECAK‟ PADA MASYARAKAT BADUNG, BALI. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi. https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i01. 1068 Yurisma, D. Y., EBW, A., & Sachari, A. (2015). KESENIAN TRADISI REOG SEBAGAI PEMBENTUK CITRA PONOROGO. VISUALITA. https://doi.org/10.33375/vslt.v7i1.1081

Online

http://aryoghi26.blogspot.com

https://nabilahwitsqa.wordpress.com/2015/03/ 14/topeng-harimau-dan-hiasan-bulumerak-sosok-Warok-dan-gemblak/ https://khabarjoss.wordpress.com/galeri-foto2/atraksi-penari-Jathilan-seni-Reogponorogo-2/ http://kerajaanjaseters.blogspot.com/2015/06/kesenia n-yang-sangat-nasionalis-adalah.html https://www.msn.com/idid/travel/other/mantap-kesenian-Reogponorogo-hibur-warga-myanmar/ssAAIo87O https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d3828590/patung-khas-bumi-Reoghiasi-perempatan-kota-ponorogo Reogshop.blogspot.com




DOI: http://dx.doi.org/10.30813/bricolage.v6i01.2070

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Accredited by:

          

 

Indexed by:

  

        

UNIVERSITAS BUNDA MULIA PRESS

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
Lantai 3 Ruang Pascasarjana - Universitas Bunda Mulia
Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol – Jakarta Utara 14430, Indonesia
Telp: +62 21 692 9090 ext.1317
Email: bricolage@ubm.ac.id; bricolage.mikom@gmail.com

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats